Sunday, April 6, 2008

Poligami


Waah senangnya bisa ketemu ama teman-teman lagi. Udah lama tidak aktif, sepertinya banyak sekali kehilangan info terbaru. Organisasi dimana aku pernah melewati hari-hari pencarian Tuhan, sedang mengadakan Reunian besar-besaran…seluruh anggota yang pernah mengasah pikiran dan hati diundang. Bayangkan saja, aku bertemu dengan kakak senior di angkatan 74... wow saat itu aku belum dihadirkan dibumi ini bahkan mungkin belum direncanakan :) bisa dibayangkan, begitu serunya.. lebih-lebih banyak game yang membuat semua bergembira…benar-benar, ditambah lagi ada yang membawa keluarga masing-masing.

Setelah acara selesai, satu demi satu meninggalkan aula yang berada dalam lingkungan masjid ini. Tinggal aku dan empat orang temanku. Dua orang sudah menikah termasuk aku dan tiga orang lainnya masih sendiri alias jomblo.

Namanya sudah lama tidak bertemu, kita ngobrol dari A-Z. Dari oraganisasi yang mulai
ngap-ngap, kepengurusan yang sudah mulai aneh, kepentingan politik yang mulai memasuki Organisasi (maklum sebentar lagi mau Pemilu 2009) sampai kemasalah “sensitive” yang kita sendiri tidak tau kenapa mulai membicarakannya…. “Poligami”

Sebenarnya ini adalah masalah jamak yang sering diangkat kepermukaan, ntah itu karena isu gender, hak azasi perempuan atau karena kepentingan tertentu untuk menarik simpatisan. Walaupun jamak tapi masih saja tetap gress untuk dibicarakan, aneh!

Secara kita ketahui dalam Al-Quran sendiri itu adalah hal yang boleh dilakukan
tapi bukan diwajibkan… jadi kalau katanya Udstaz Ikhsan Tanjung itu seperti ibarat kunci yang diberikan Allah untuk membuka pintu. Jadi sekali lagi Beliau mengatakan bahwa itu bukan hal yang perlu dibesar-besarkan.

Jujur, aku menulis ini tidak bermaksud membesar-besarkan atau membangkit luka lama bagi yang pernah mengalaminya (khususnya buat perempuan), tapi ada kisah menarik dibalik pembicaan antara aku dan teman-temanku ini…

Saking bersemangatnya kami berdiskusi, kami tidak menyadari kalau ada seorang bapak tua yang sedang mengikuti pembicaraan kami di depan taman firdaus dimana anak-anak organisasi ini biasa duduk-duduk dan berdiskusi.

Waktu itu aku bercerita tentang seorang teman yang memberikan pendapatnya tentang poligami. Tepatnya teman satu kantor. Dia bilang; jika udstaz melakukan poligami itu umumnya lebih disebabkan karena ibadah. Ibarat orang yang sudah berhasil membawa perahunya ketujuan yang diharapkan, dia ingin membuat satu perahu lagi untuk diajak ketempat yang sama. Beda alasan lagi dengan seorang udstaz yang sedang online di
salah satu radio swasta di jakarta ini yang khusus menyiarkan proram-program Islam. Waktu beliau siaran, dibukalah telphone on air, ada seorang udstaz lainnya yang menelpon saat itu, dia bilang ke udstaz yang lagi siaran (Dalam bahasa Arab yang kemudian diterjemahkan oleh udstaz yang sedang siaran) kalau dia ingin sekali menambah istri lagi seperti udstaz yang siaran dengan ketawa-ketawa beliau mengatakan kalau dia sudah kebelet… Kebelet???

Oops..tidak ada maksud membicarakan siapapun disini… tapi memang salah seorang temenku memulainya dengan kekecewaan dia terhadap pernikahan seorang Udstaz kondang. Seorang temanku lain yang berprofesi sebagai Psychology, menganalisanya secara
kejiwaan. Dan yang berprofesi sebagai guru menganalisanya melalui sudut pandang guru terhadap anak-anak yang orang tuanya berpoligami. Beda lagi dengan temanku yang masih aktif di organisasi kami, dia lebih melihatnya dari sudut pandang turunya kinerja anggota yang berpoligami… menarik juga!

Nah kembali ke Bapak tua yang tidak diketahui namanya itu, tiba-tiba beliau bicara sambil mendekati kami.

“Maaf ya anak-anak.. ijinkan saya bicara. Berbagi pengalaman. Saya sudah 38 tahun menikah. 7 tahun belakangan ini saya duda ditinggal istri meninggal. Istri saya cancer hati. Waktu istri masih hidup, istri saya bilang menikahlah mungkin sebentar lagi saya meninggal. Tapi dengan joke saya bilang, kamu sudah manghabiskan uang saya, kamu harus sehat.
Namun kemudian istri saya meninggal. Setelah satu tahun, saya pikir, saya sekarang bisa menikah lagi, kan istri sudah meninggal dan orang-orang tidak akan menyalahkan saya. Jujur saya happy juga bisa punya istri baru. Namun setelah saya menemukan wanita yang cantik bahkan lebih cantik dari istri saya, saya merasa kok ada saja yang tidak saya suka. Saya tidak tahu itu apa, tapi hati saya selalu mengatakan…dia tidak sebaik istri saya almarhum. Begitu seterusnya… 4 tahun saya coba menemukan istri baru, tapi saya kembali ingat almarhum istri saya. Akhirnya seletah lepas 4 tahun itu saya putuskan sampai sekarang berhenti untuk mencari istri lagi. Jujur ya saya laki-laki yang ga bener. Tapi saya heran kenapa saya selalu membanding-bandingkan dengan almarhum. Jadi kalau ada yang menikah lagi dengan alasan sunnah rasul, itu bohong, itu adalah nafsu!” Si Bapak bicara dengan muka yang serius sambil nunjuk-nunjuk ke atas. “Pasti itu…...lanjutnya, kalau mereka bilang istri ke dua lebih cantik, kenapa tidak kasih uang yang dikasih ke istri kedua buat istri pertama untuk membuat dia lebih cantik. Karena menikah lagi berarti itu pengeluaran lagi. Kalau dibilang istri selingkuh makanya menikah lagi.. apa bisa menjamin istri kedua tidak selingkuh dan akan lebih baik dari istri pertama… Apa waktu menikah lagi tidak ingat anak. Anak juga mempuyai hak dalam setiap keputusan yang diambil oleh orang tua. Dalam masa 5 tahun pernikahan pertama itu adalah normal ada pertengkaran namun setelah berhasil melewati itu, hubungan suami istri lebih cendrung seperti kakak adik. Hubungan sex hanya sebagai perekat disaat ada masalah atau relax. Tidak dapat dipungkiri kalau istri pertama pada saat menikah itu adalah cinta murni dalam pernikahan. Jadi kalau alasannya untuk membuat perahu lainnya atau sunnah rasul itu bohong!” si bapak sekali lagi nunjuk-nunjuk keatas sambil berlalu dari tempat kami berdiskusi.

Kita semua bingung juga.. ternyata apa yang kami diskusikan itu telah menjadi perhatian buat si Bapak.

Sesampai dirumah, saya bicarakan hal ini pada suami. Suamiku tertawa dengan lembut ke arahku dan kemudian sewaktu aku menayakan pendapatnya suamiku dengan wajah tenang mengatakan…

“Well, at least he speaks from experience not from his mind. It's interesting to listen old people because they speak from experience and it's very useful if they dont lie cause also old people lie to make their life big.”

“Aaah really?” aku kanget mendengar ucapannya.
“Oh yes, they tell stories, make you think they are heros but sometime they lie or dont remember how it was.”

Aku masih dalam wajah bingung waktu suamiku melanjutkan ucapannya.
“Yes wife, every couple is different more or less. I have seen couple after 10 years, but they aren't like bro and sister but like sheytan and angel. Always
fight, and end up with divorce, with bad emotion and anger. So they are not all the same. We will work it as we go in our mariage.” lanjut suamiku menegaskan pendapatnya pada pernikahan kami.

“Yes husband, but i agree with what he said about the first wife is the true
love.” aku mengomentari suamiku sembari menggodanya dengan ucapanku. Dengan wajah serius suamiku menjawab; “Yes, I agree that too. First one is the true one wife. Marriage is not easy desicion. There have more responsibility in it. You are my first and the only one. ” sambil memelukku dengan hangat.

Kemudian tiba-tiba suamiku melanjutkan komentarnya;
“I disagree to what Udstaz said on the radio. It seems udstad is talking what he likes and what is good for him.”

“Really?”
“Yes, as I know the first wife has to agree for her husband to marry another one. When wife gives permition only then husband can go and look for one more wife. So i dont agree with him. He makes it better for man.”

“Husband, actually about permition is more like not to hurt the first wife feeling and make fair to her coz finally the husband will be taken his responsibility about that. Being fair is also not easy thing coz in the next ayat in surah An Nisa, Allah said you can marry if you can be fair if you can't, it will be better for you to have only one wife.” Aku menimpali komentar suamiku.

“You know, i know only 2 situations when it will be ok for husband to have more
than one wife, one is when is war and too many men are dying in war and there are women without husbands in country. I think that what Quran meant. It was like that in prophet time alot of men were dying in war.”

“Yes husband, it is more than to help woman not to help men in Nafs. More men do poligamy using Sunnah Rasul as a reason but who knows, maybe they do it coz they like to have sex more.”

“Ha ha”… suami ku tertawa…

“Some views here said if they really want to do what Quran said they should marry the widow with more kids..etc but most of them marry the beautiful single woman. And our prophet also started to marry again after Khadijah died for so long. It also had no ayat about poligamy yet.”

“Ha ha,” lagi lagi suamiku tertawa mendengar berbagai pendapat tentang poligami di tanah air. “Naughty man.., Ok, actualy you almost answered second reason and i also thought of third reason. The second, I actually heard one muslim woman on TV in Canada said when there is a cheating husband very horny, she said it is better for him to marry 4 wife then to cheat and destroy the family and makes sin and she mentioned Bill Clinton how he cheated on Hillary with that girl, do you remember?”

Sambil menganggug-anggug aku menjawab pertanyaan suamiku. “Yes husband it shows how man can't hold his sex desire. Allah said marry to help you from it or if you can't marry, do fasting.”

“And the third, I saw this in Kosovo when wife was very sick, and she couldn't work anymore and there were many children in family. They need woman in house to clean, to prepare food, to cook, to loundry ..etc. Then wife gives permition to husband to marry one more woman. So she can stay in bed and rest and not work. But honestly, I saw this in Kosovo. When wife gave permition, and new wife did all works probably in bed too. There has no tradition for maid in Kosovo. No family will leave their daughter to go to work for other family as maid. That’s very conservative society. You know, in Kosovo before, woman has no many rights. Man do what ever they want and woman listen. They had no choice and man very jelouse. But now it is completely different. So many women work and can go out side like others women in many countries.”

“So wife, every couple is different more or less. We will work it as we go in our marriage.”
suamiku menutup pembicaan malam ini, sepertinya dia benar-benar kecapean sehabis kerja berat tadi siang.

Ya benar apa yang dikatakan beliau, setiap orang punya pandangan masing-masing tentang itu. Dan setiap orang punya caranya sendiri dalam menjalani rumah tangganya.
Jadi selamat menjalankan perahu yang sudah kita punya.. bersungguh-sungguh lah karena apapun yang kita lakukan, itu pasti diketahui oleh Tuhan, walaupun itu cuma ada didalam hati saja.