Friday, August 1, 2008

Nasehat seorang kakak

Woooaaahhh... aku masih nguap pagi itu waktu bangun dari tempat tidur. Ooh dingin tiba-tiba menyerangku sewaktu kaki menyentuh lantai. Kutarik selimut dan kubalutkan keseluruh tubuh. Hari ini hujan deras diluar sana, hmmm mudah2an suamiku selamat diperjalanannya keluar kota, bathin-ku.

Treeeng... tiba-tiba kudengar suara panggilan di internet. Ku berjalan pelan menuju komputer yang tak begitu jauh dari tempat tidur. Ya, benar seseorang mem-buzz ku... siapakah itu pagi-pagi begini mengajakku chat?... oh ternyata kakakku.
"Salamualaikum, sist" kakakku memulai percakapan. "waalaikumsalam, bro" jawabku.

Setelah menanyakan kabar masing-masing dan saling me-invite-camera kemudian kakakku bertannya, "kamu belum mandi ya?".... "Eh iya nih hi.hi..hi" malu juga rasanya ketahuan begitu, ga bisa ngelak lagi, keliatan lewat camera soalnya dengan rambut yang masih awut-awutan.

"Biasanya mandi jam berapa?" tanya kakakku lagi. Belum sempat aku jawab kakaku melanjutkan ucapannya,"Rajin-rajinlah jaga badan, suami pulang jangan kayak PBT (pembantu-red), ntar udah stress di kantor, eh ketemu kapal pecah di rumah."

Mendengar itu aku langsung ketawa.. demi mendengar aku tertawa tiba-tiba kakakku berkata,"Take it seriously.. believe me.." aku langsung diam.

Kakakku melanjutkan, "Boleh kamu punya kegiatan, tapi harus inget main attention kamu sekarang, manage your priority, pengalaman guru berharga kata orang bijak. " Kemudian kakaku mengalihkan pembicaraan, "Udah telpon Uni? " (kakak perempuan kami). "Iya bang udah kemaren aku telpon Uni, oh ya makasih ya ama nasehatnya..kadang aku masih suka lupa itu, kalau sekarang aku sudah nikah."
"Did I talk to you too much?" tanya kakakku lagi. "Tidak bang, aku malah senang, kemaren-kemaren aku sering begadang, chatting ama temen-temen sampai pagi. Mungkin karena itu I've got two time for my period this month" jelasku "Suami pernah ingetin supaya jaga waktu istirahat" lanjutku.

"By the way, minyak telon buat suamimu abang kirim besok ya.. hmm jangan banyak begadang, sist... main attention, inget itu." kakak ku berusaha mengingatkanku. "Ya bang, waah makasih ya Bang ama minyak telonnya, suami pasti senang banget."

"Mungkin suami-mu bisa tolerir sekarang-sekarang ini, tapi jangan tunggu sampai dia ngomong, pelajari apa kebiasaannya, gesture -nya, knowledge kamu tentang dia harus bertambah dari hari ke hari... that's the way istri rasul, Aisyah r.a manyenangkan nabi. Learn what you need to do then do what you have learned. Try to improve every day."

Tiba-tiba line telpon terputus, kakaku mencoba menelpon ku lagi lewat chattingan yahoo messenger ini.
"Do not let time gone by without improvement, Sist.. ingat, jangan buang waktu untuk diri terlalu banyak, buang waktu untuk suami. Itulah ibadah kamu sekarang. Do you get my point, Sist?"

"Ya bang," jawabku namun didalam hati aku rasanya ingin menangis. Ucapan kakakku sangat menyentuh sekali, aku tidak tahu kenapa tapi aku benar-benar ingin menangis. Apa mungkin karena aku rindu kampung halaman atau karena di dalam hati aku merasa 'pernikahan' ku ini adalah suatu Rahmat bagiku untuk bisa beribadah lebih banyak lagi.. Sekuat tenaga aku tahan diriku agar kakakku tidak melihat mataku yang mulai berkaca-kaca.

"Apa aku terlalu banyak bicara? tanya kakakku lagi. "Tidak Bang, oh ya aku boleh minta masukannya?" "Boleh, apa itu? jawab kakakku...

"Abang tahu kan, aku paling susah ngomong kalau lagi emosi, kadang aku upset untuk suatu hal, mungkin bagi orang lain kecil bagiku itu hal yang sensitive. Gimana caranya ya buat gendaliin diri biar bisa tetap diskusi dikala kita dalam keadaan emosi, karena aku cendrung untuk menghindar dan diam. Maksudnya biar bisa ngendaliin diri untuk cooling down dulu, tapi biasanya lawan bicara kita ga tahu kalau kita lagi emosi. Kalau suami juga senangnya aku bicara dan ngungkapin semua yang aku rasakan dan pikirkan...bingung kan.." tambahku.

"Get used to it" kakakku mulai menjawab... "try to see to other point of view, kadang ego kita memaksa untuk percaya dan believe stand point pribadi. Kita aja yang benar-menurut kita, even itu memang benar, tapi coba liat dari sisi lawan bicara, tanya, apa dia melihat hal yang serupa?...tanya ke diri sendiri dulu...jawab... dan assume lawan kita tidak tahu, jadikan itu motive untuk menceritakan ke dia dan kesempatan untuk ngasih tahu pendapat kamu, dari sudut pandang kamu, dan ingat... kamu sedang beribadah, ibarat orang yang sedang beribadah, harus dikerjakan dengan ikhlas, sahingga proses manuju sakinah betul-betul teruji dan Allah akan ikhlas/redha juga untuk memberi. Tidak ada yang gratis, Sist.. even dengan Allah, Tuhan yang Maha Esa. Allah suka reward, makanya ada syorga. Challenge your mind, challenge your believe, this what open minded is about, ikhlas is about, surrender is about, and ISLAM is about, nothing perfect, because what?, because we define it, we never know what is perfect in GOD mind, so that's why we need to challenge our self, to challenge our value, our believe, is it perfect?... if we say so that's it! We wont be able to see other point of view if we can't prevent anger along conversation, do you follow me?"

Tiba-tiba kakaku menghentikan pembicaraannya semenjak dilihatnya aku hanya diam... ya aku diam, diam dalam keharuan.. tak bisa kulukiskan apa yang kurasakan saat itu, yang kurasakan kebahagiaan, haru bercampur jadi satu.. dan itu hanya ingin aku tumpahkan dalam air mata kebahagiaan. Semua ucapan kakakku penuh makna dan sangat menyentuhku..dalam hati kukuatkan diri untuk tidak menangis..

"Ya bang, aku mendengarkan," jawabku...akhirnya keluar juga kata-kata itu dari mulutku. Semenjak kedua orang tua kami meninggal, kakak-kakak-ku double perhatiannya. Mereka selalu memberi support padaku.


"Berdoa dan berikhtiar, ikhtiar perlu ilmu, ilmu perlu dialami (experience), train your self, experience your self with your new thought. Try it, action, do not only think.. OK?"

"OK bang.."

"So then you will experience a
self development, you will be born every day with a new you, with a brand new spirit, thought, and that's an inner thing come from! you will look beautiful always and then your "pahala" will follow you since your husband "ikhlas" with you, it'll help him to lead your boat, because he feels secure, comfort and strong with you beside, so give your self a vision about being that "hamba", look around; Quran, book, people and your self. So that's it for tonight, I am sleepy now."

Kakak ku mengakhiri percakapan. ya.. sekarang sudah sangat larut...hampir menunjukan jam 12 malam waktu Jakarta.

"Ya Bang, I do understand. Thanks so much for the lesson today. I'll keep it in my mind. Hopefully I could remember and do it as long as I live."

"Copy our conversation, you can do that and save it in your personal file, you can open it whenever you need to read, conside it as chapter one." jawabnya dalam canda... "will talk to you later, Salamualaikum, take care, bye and send my best to your husband."

Setelah mematikan camera, microfon dan internet, air mata itu akhirnya jatuh juga... air mata keharuan yang luar biasa.. aku bahagia sekali... Pernikahan adalah amanah, seperti amanah lainnya, semestinyalah kita bisa menjaganya. Apapun yang kita lakukan dalam menjaga amanah tersebut merupakan ibadah. Sepertinya ini cara tuhan mengingatkanku akan semua Rahmatnya terhadap ku...

Wednesday, on 30 July 2008

4 comments:

Anonymous said...

satu kata rin...
u're a lucky girl
sangat inspiratif

xoxo
tu2t

me said...

Rin.. i love this story.
ampe gua nangih pulo baco nyo :D

Lo sangat beruntung punya kakak/uda yang sangat perhatian.

dan nasehat uda lo boleh gua copy ndak?? ijin dulu..

Lilia.SR (old frend)

Diani said...

@Tu2t: thanks tut :)
@Lilia: buliah Li, Alhamdulillah bisa bermanfaat :)

Unknown said...

Ooopss...
I never thought you're going to publish it sist..
Anyway,.. actually it does give me somethin when I read our conversation again..
Those words renewal my strength to improve mine..and believe me those words were not mine!
Take care..