Sunday, October 3, 2010

Sadar akan hak kita

Kemaren kami melewati Ex-Bank dimana aku pernah menjadi nasabahnya. Jadi ingat deh peristiwa beberapa minggu yang lalu. Sebenarnya aku sudah mempunyai join account di bank lain, tapi karena untuk keperluan transferan gaji dari tempatku bekerja suamiku menyarankan aku untuk membuka account baru atas namaku sendiri di Ex-Bank itu.

Sebelum bercerita tentang si ex-bank ini, ada yang menarik dari system perbankan disini. Biasanya kalau kita buka buku tabungan biasa di tanah air, kita tidak punya pilihan, maksudnya, disaat kita nabung, selain jumlah tabungan kita bertambah sesuai jumlah yang kita masukkan, kita juga mendapatkan bunga dari bank. Walaupun jumlahnya tidak begitu banyak tapi tetap ada pertambahkan nominal dari tabungan kita. Selain bunga, kita dikenakan biaya administrasi dari bank. Ini system umum dari buku tabungan biasa di tanah air (paling tidak ini yang pernah aku alami dulu kurang tahu juga untuk sekarang systemnya gimana).

Trus, apa bedanya buku tabungan dengan disini? Disini ada dua jenis, namanya saving account dan chequing account. Saving account sama dengan system tabungan di tanah air pada umunya, nah yang chequing account ini yang cukup unik. Di jenis yang kedua ini, jumlah uang kita akan bertambah jika kita sering menabung saja, malah akan berkurang kalau kita kita tidak menabung karena ada biaya administrasi sebesar sekian dollar setiap bulannya. Jumlah ini tergantung masing-masing bank nya. Disini disebut tergantung plan yang ditawarkan oleh bank nya. Ada bank yang memberikan plan yaitu akan mengenakan sejumlah sekian dollar (biasanya $ 2 ) jika kita melakukan transaksi melebihi 10 kali dalam sebulan, Namun kalau kurang dari 10 kali, kita tidak dikenakan biaya sama sekali. Namun ada juga bank yang malah mengenakan $4 dollar dan tetap mengenakan biaya $ 4 tersebut berapapun kita melakukan transaksi dalam pperbulannya. Biaya tersebut akan hilang jika kita memilih plan lain yaitu dengan tetap keep sejumlah uang tertentu (disini $ 4000). Jika kita menyimpan $ 4000 yang tidak diganggu-gugat, maka biaya $ 4 itu tidak ada sama sekali.

Nah kembali ke system chequing account ini, system ini kayaknya bagus untuk kita-kita yang mengharamkan bunga bank. Karena dengan chequing account kita terlepas dari bunga bank yang sangat dilarang dalam Islam. Makanya Suamiku meminta aku untuk membuka tabungan chequing account ini.

Kembali ke cerita si ex-bank tadi. Waktu itu aku berencana untuk transfer uang ke Indonesia. Ini bukan yang pertama kali, biasanya di bank yang sama aku dilayani oleh petugasnya dengan baik. Memang peraturannya kalau kita mentransfer uang, kita harus memperlihatkan ID card kita. Cuma sejak pertama kali ke bank ini aku tidak pernah dimintai. Mungkin karena petugasnya telah mengenali aku. Dan siang itu petugas teller yang biasa melayani aku tidak ada, disana aku dilayani oleh seorang teller wanita. Sejak awal memang sudah terasa lain. Diapun menyapa ku sangat amat basa basi..tapi aku pikir who cares. Lalu dia menanyakan apa keperluanku. Aku jelaskan kalau aku ingin mentransfer uang. Dan kemudian dia dengan nada suara yang ditekan bilang , I need 2 photos ID dan berlanjut For who? Aku jelaskan kalau aku ingin mentransfer uang ke Indonesia. Sekali lagi dia menanyakan, For who? Aku mulai merasa kurang nyaman, karena ini untuk pertama kali aku diberi pertanyaan seperti itu. Lalu si teller juga menanyakan pertanyaan-pertanyaan lain seperti what for, dan for whom? Apa urusannya, kalaupun menanyakan what for sebagai pertanyaan yang katanya bank wajib menanyakannya, tapi 2 pertannyaan sesudah dan sebelumnya bukanlah urusan pihak bank.

Jelas aku dibikin sedikit kaget dengan kebijakan baru dari teller wanita ini. Mana ada aku bawa 2 photo ID saat itu. Passport dan Permanent Resident yang ada photonya aku tinggal dirumah dan Social Insurance Card itu tanpa photo. Kalaupun Health Insurance aku punya photonya, kartu tersebut tidak bisa digunakan sebagai ID card. Mendengar si teller minta 2 photo ID, suamiku yang kebetulan berada dibelakang antrianku langsung menanyakan, Since when you need 2 photos ID? Dan si tellerpun dengan sigap menjawab Since for so long...tiba-tiba suamiku bilang.. Oh Bull Shit!

Sejak itu mulai terasa ketegangan. Aku sedikit bingung dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi, kenapa suamiku tiba-tiba marah. Aku tahu benar suamiku tidak akan bersikap begitu kalau tidak terjadi sesuatu yang salah.

Anehnya si teller meminta kartuku (kartu ATM) dan memasukkannya ke mesin kartu dan meminta aku memasukkan passwordku dimana sebelumnya aku sudah bilang aku tidak punya 2 photos ID dan diapun sudah bilang kalau tidak bisa melakukan transaksi karena itu. Si teller mulai membuka fileku dan melihat tabunganku. Aku pikir dia akan tetap melakukan transaksi namun sekali lagi dia bilang tidak bisa. Ini kesalahan berikutnya yang aku tidak bisa terima dari pihak si teller ini.

Melihat suamiku mulai marah dan tellerpun bersikeras bilang tidak bisa karena tidak ada 2 photo ID, tiba-tiba teller mengatakan, you can talk to my manager. Suamiku lalu bilang, Ok, I wanna talk to your manager. Si manager datang dengan gugup dan suamiku menjelaskan kejadiannya..tentu saja si maneger membela tellernya. Diapun mengatakan dengan gugup, I`m sorry, Sir.. this is regulation. Terjadi adu argumen dan kemudian suamiku bilang, ini sudah harassment. Aku kaget dengan ucapan suamiku cuma saat itu aku masih kebingungan, sampai akhirnya suamiku bilang kalau begitu mari kita ke bank dimana kamu membuka buku tabungan pertama kali, kita ajukan masalah ini ke kepala cabang nya dan kalau perlu kita cancel account mu di bank ini.

Suamiku merangkulku keluar dari bank tersebut sambil mendorong stroller si kecil. Diluar aku menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa tadi suamiku mengatakan harrassment. Suamiku menjelaskan bahwa itu tidak benar, meminta 2 photos ID. Kemudian teller meminta aku membuka account ku disaat dia bilang tidak bisa melakukan transaksi. Teller itu sudah melecehkan aku, kemungkinan besar karena dia melihat aku berjilbab dan dia berfikir bisa seenaknya memperlakukan aku.

Hmm bukan bershuuzon, tapi memang sikap yang diperlihatkan si teller dari awal sangatlah tidak nyaman, dan apa yang diperlakukannya terhadapku saat itu tidaklah pantas dan semestinya dilakukan oleh pihak bank.

Kemudian kitapun pergi ke Cabang dimana aku membuka account pertama kalinya. Disana kami dilayani langsung oleh kepala cabangnya. Kami menceritakan apa yang terjadi secara rinci tanpa ada hal yang ditambah atau dikurangi. Kepala cabang mendengarkan dengan seksama, dan dia bilang memang ID diminta cuma bukan photo ID dan bukan 2 buah. Namun kepala cabang juga membela kalau pihak bank memang berhak menanyakan untuk keperluan apa uang tersebut ditansfer tapi bukan pertanyaan for whom. Kepala cabang tersebut akhirnya meminta maaf karena masalah ini, akan menanyakan kejadian ini pada kepala cabang dimana kami bermasalah dengan tellernya dan menawarkan bantuan kalau kami masih mau mentransfer, maka dia sendiri yang akan melakukannya untuk kami. Tapi karena aku sudah merasa kurang nyaman lagi, akhirnya aku putuskan untuk meng-cancel account ku di bank tersebut. Selain kurang nyaman lagi dengan bank tersebut, aku ingin memberikan pelajaran pada teller yang bersangkutan untuk lebih berhati-hati lagi dalam menjalankan tugasnya dan untuk lebih menghormati siapapun customer yang dilayaninya tanpa menyinggung SARA nya. Semoga dengan sikap ku ini ada sanksi khusus yang diberikan oleh pihak management bank. Ini biasa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan disini karena mereka sangat memperhatikan customernya.

Sebagai perbandingan, pernah suamiku complaint pada sebuah toko pharmasi karena seorang pelayan tokonya menolak untuk membuat obat yang diminta suamiku dari resep dokternya dengan alasan dia sibuk dan banyak obat yang mesti dibuatnya saat itu. Dia meminta suamiku untuk pergi ketempat pharmasi yang lainnya. Kemudian suamiku melaporkan kejadian tersebut ke pihak managemet toko melalui email. Sehari setelah pelaporan, Manager dari toko pharmasi tersebut menelpon ke rumah, tapi karena saat itu kami tidak ada dirumah, si manager meninggalkan pesan dan meminta kita menelpon dia kalau ada waktu. Dua kali si manager toko menelpon terkait laporan dari suamiku dan dia meminta maaf atas keteledoran karyawannya.

Akhirnya aku keluar dari bank tersebut dengan perasaan lega. Ada hal yang sangat berharga aku pelajari dari kejadian ini bahwasanya kita jangan takut mempertahankan hak kita kalau kita benar.

Dan bahwasanya disinipun di negara yang maju dan katanya sangat demokrasi dan membela HAM, namanya diskriminasipun masih ada walaupun terselubung dan tugas kitalah untuk membela diri jika itu terjadi pada diri kita.


Friday, January 1, 2010

Maka Nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan



Sekarang ini usia anakku hampir memasuki 2 bulan. Badanpun masih bengkak, selain cairan epiduralnya masih banyak didalam tubuh-terutama kaki- ditambah berat badan yang melambung tinggi semasa kehamilan. Memang rasa sakit sudah mulai perlahan hilang. Beruntung sekali di jam-jam terakhir aku putuskan untuk menggunakan epidural. Kalau tidak, entahlah..

Memang dari pertama kehamilan, aku ingin sekali bisa melahirkan secara normal. Ingin merasakan bagaimana seorang ibu "sesungguhnya". Bukan bermaksud sombong, namun katanya proses normal lebih ringan kalau dibandingkan Caesar.

Setiap bulannya, aku rutin memeriksakan kehamilanku ke dokter kandunganku. Proses mulai test kehamilan sampai melahirkan ini sangatlah menarik bagiku, Tentu saja, karena ini untuk pertama kali dalam hidupku, dan juga pertama kali mengalami kehamilan di negeri orang. Setiap proses terlihat sangat terorganisir.

Waktu pertama kali melakukan urine test, menunjukkan positif, aku segera memeriksakan diri ke dokter keluarga yang tidak jauh dari rumah. Mereka mengambil sample darah ku. Setelah besoknya aku mesti kembali kesana untuk melihat hasilnya..Wow..alhamdulillah katanya usia kandungan ku sudah 2 minggu. Mereka membuatkan aku appointment untuk ultrasound setelah usia kandunganku mencapai 6 minggu. Pada saat itulah aku bisa melihat detak jantung sang bayi yang berdetak dengan teratur. Masih aneh rasanya..antara percaya atau tidak..antara ada atau tidak..entahlah..semua masih terasa aneh bagiku. Kemudian hasil itu dikirimkan ke dokter keluarga ku, dan kemudian dokter keluarga ku ini nantinya merekomendasikan aku ke seorang dokter kandungan untuk nantinya dokter ini yang akan memeriksa dan memantau kehamilanku setiap bulannya. Sesuai dengan pesananku, aku mendapatkan dokter kandungan perempuan.

Dokter kandungan ini setiap bulannya akan mengukur pertambahan berat badan, mendengar detak jantung si bayi, melihat posisi si bayi dan menjawab semua keluhan-keluhan apa yang aku rasakan selama kehamilan. Diusia kehamilan 3,5 bulan, aku menjalani USG kembali untuk melihat perkembangan si bayi. Hasilnya tidak bisa diketahui langsung dari petugas. Mereka bilang nanti akan diberikan ke dokter dan bisa menanyakannya langsung ke dokter kita. Sungguh aneh rasanya, tapi kemudian aku membaca plank di dinding pemeriksaan, disitu ditertulis bahwa kalau Melanggar Hukum jika petugas menyampaikan hasil USG kepada pasien, hasil hanya boleh dibacakan oleh dokter yang bersangkutan.. Begitu juga saat usia kandungan 4 bulan, kami ingin tahu jenis kelamin si bayi, lagi-lagi mereka tidak mau mengatakannya waktu kita tanya..katanya, nanti dokter anda akan menyampaikannya.....Waahh mereka benar-benar menjalankan hukum mereka dengan baik.

Begitulah, setiap bulannya berjalan dengan lancar. Pada saat yang sama akupun diterima bekerja disebuah perusahaan. Aku pikir, kenapa tidak dicoba saja, selain ini pengalaman pertama bekerja di negeri orang, akupun bisa mendapatkan employment insurance maternity leave jika aku cuti hamil nanti. Kebijakan disini, kita diberi jatah maternity leave itu selama satu tahun dan kemudian kita bisa kembali bekerja seperti biasanya. Jadi hari-hari dengan kesibukan bekerja membuat aku tertolong dari masa-masa morning-sick. Aku sama sekali tidak merasakan mual, capek ataupun keluhan-keluhan lain namun itu semua terasa kalau aku sedang tidak bekerja.....hmmm bayinya sangat pengertian sekali :)

Ternyata bekerja di luar negeri jauh sekali berbeda dengan bekerja waktu di Indonesia dulu. Disini, atasan sangatlah menghargai kita. tidak hanya atasan, owner-pun memperlakukan kita benar-benar sebagai seorang professional dan partner. Tida ada satu tingkahpun yang melecehkan atau ingin minta dihormati sebagai seorang Majikan. Semua sama, malah kalau kita-kita para pekerja merasa dilecehkan oleh owner, atau sesama pekerja lainnya, kita bisa melaporkannya ke Dinas Pekerja atau bahkan kita bisa me-sue mereka...

Tidak terasa, bulan terakhir telah mendekati, akupun telah bersiap-siap untuk ambil cuti. Sebelumnya teman-temanku di tempat kerjaan mengadakan "baby Shower" untuk merayakan 8 bulanan kehamilanku. Ini merupakan pesta buat ibu yang sedang hamil yang sering diadakan oleh warga sini. Biasanya hanya dihadiri oleh para wanita, jadi tidak ada kaum prianya. Si ibu akan dibuatkan pesta oleh teman-temannya dengan memandikannya hadiah-hadiah untuk si ibu dan calon bayi. Mungkin kalau di Indonesia pesta seperti ini disebut nujuh bulanan...cuma bedanya disini tidak ada siramannya.

Semenjak dari pertama kali memeriksakan diri di dokter kandungan, Aku telah diberikan sebuah buku panduan. Dalam buku ini banyak sekali diberikan tips-tips, mulai dari pertama kehamilan, sampai proses melahirkan nanti. Apa yang mesti dipersiapkan, baik secara mental ataupun persiapan-persiapan lainnya. Apa yang mesti dibawa dan disediakan waktu ke rumah sakit dan pulangnya, atau apa yang mesti dipersiapkan setelah pasca melahirkan. Begitu juga beberapa pertanyaan yang nanti mesti kita beri jawabannya dan kita berikan kepada pihak rumah sakit. Ada beberapa pertanyaan yang berkesan bagiku seperti: Apakah kamu kuat menahan sakit? Bagaimana caranya kamu menahan sakit, Makanan apa yang kamu inginkan selama dirumah sakit (tentu saja disini aku tulis makanan yang halal). Apakah kamu mengenal epidural?

Di dalam buku ini juga ada pendaftaran yang telah mereka isi, registrasi ini nantinya kita serahkan ke rumah sakit yang ditunjuk pada saat usia kandunganku 6 bulan. Nanti rumah sakit akan mempersiapkan segalanya, mulai dari kamar melahirkan, para dokter dan perawat sampai kamar pasca melahirkan...dan semua itu ditanggung pemerintah. Benar, semenjak aku menginjakkan kaki disini, aku dilengkapi dengan OHIP yaitu kartu kesehatan, dengan kartu ini kita berobat dan konsultasi ke dokter secara gratis. Pelayanan ini merupakan salah satu dari hasil pajak yang kita bayar pada pemerintah.

Semua sudah disiapkan, crib, stroller dan keperluan bayi lainnya. Katanya jangan membeli terlalu banyak baju-baju bayi, karena bayi akan berkembang cepat dan sayang nantinya malah tidak terpakai karena kekecilan..Ini salah satu tips yang diberikan oleh perawat rumah sakit waktu menerima kami mendaftar di rumah sakit. Jadinya kami tidak membeli baju-baju terlalu banyak, belakangan ternyata tips ini benar adanya, Bayi ku tumbuh dengan cepatnya.

Akupun mengikuti kelas breastfeeding yang diadakan oleh pihak rumah sakit. Kelas ini lagi-lagi tentunya gratis. Para ibu hamil diundang dan dikumpulkan dalam suatu kelas. Dikenalkan apa itu breastfeeding dan manfaatnya, bagaimana cara memberikannya pada bayi yang benar, apa yang tidak baik dilakukan pada saat melakukan breastfeeding dan posisi-posisi yang dibenarkan dalam melakukannya. Dikelas tersebut tidak hanya si ibu tapi juga hadir para bapak-bapaknya. Sebenarnya ada beberapa kelas lain yang ditawarkan bagi para ibu dan bapak muda yang ingin menambah wawasannya dalam menyambut sang bayi. Tapi kelas -kelas ini kita mesti bayar karena tidak di cover oleh OHIP. Cuma waktu aku tanyakan ke perawat yang menyambut kedatangan kami, apa kami perlu menghadirinya, perawat tersebut merekomendasikan kelas breastfeeding saja yang kami hadiri karena itu lebih penting. Tapi kalau kami ingin mengikuti kelas yang dibayar itu juga tidak apa-apa, terserah kami. Terlihat sekali mereka tidak ambil untung disini. Sangat beda sekali dengan di tanah air, kalau bisa mendapatkan uang, bagaimanapun cara pasti dilakukan.

Rumah sakit juga akan memantau si ibu pasca melahirkan. Mereka akan menelpon dan menanyakan perkembangan si bayi dan si ibu sendiri. Dari pemerintahpun disediakan jasa perawat jika dibutuhkan. Perawat akan mendatangi rumah dan membantu si ibu dalam mengurus bayinya jika mengalami kesulitan.

Pada hari yang telah diprediksi oleh dokter kapan aku melahirpun datang, semenjak pagi aku mengalami sedikit pendarahan, cuma aku tidak merasakan mules-mules melahirkan. Pihak rumah sakit meminta kami untuk datang. Setelah salah seorang tim dokter memeriksa, ternyata memang sudah pembukaan 2, kami diminta pulang kembali, lihat kondisi, kalau sampai jam 6 sore tidak ada tanda-tanda melahirkan maka kami diminta datang. Namun kalau sebelum jam 6 terjadi mules-mules atau kontraksi yang hebat dan atau pendarahan segera bawa kerumah sakit.

Terus, apa kita boleh menelpon 911 jika tiba-tiba benar-benar sudah ingin melahirkan? Ternyata untuk proses melahirkan yang dilihat bisa ditangani dalam arti kata tidak ada accident yang membahayakan bagi ibu dan calon bayi, tidak dibolehkan untuk menelpon 911. 911 hanya diperbolehkan untuk kasus-kasus yang sangat membahayakan. Kalau kita tetap menelpon, selain akan dimarahi petukan 911 kita juga nantinya akan di charge $400..wow!!

Benar saja, sampai jam 6 sore aku tidak merasakan kontraksi sedikitpun. Akhirnya kita berangkat ke rumah sakit. Di rumah sakit, para petugas telah menunggu kami, ada beberapa perempuan hamil lainnya yang juga akan menjalani proses melahirkan malam itu.

Aku dan suamiku dibawa ke sebuah kamar..waktu melewati lorong-lorong rumah sakit yang tenang dan bersih, tidak ada rasa kekhawatiran sedikitpun. Sebelumnya aku selalu khawatir dan selalu ingat kematian. Entahlah, malam itu terasa begitu tenang.

Semua kamar yang luas dan bersih telah menunggu ku. Kamar itu berukuran 10x10 meter dengan fasilitas lengkap plus kamar mandi.

Aku mencoba berbaring di tempat tidur, suamiku mulai menghidupkan kamera dan video mengabadikan detik-detik yang berharga ini. Tiga puluh menit kemudian, 2 perawat mendatangiku, memasang infus, pengukur detak jantung dan tensi serta selang lainnya. Perawat memberikan beberapa pengarahan dan meminta aku untuk relax dan kalau ada apa-apa beritahu mereka dan mereka akan segera membantu. Seperti biasa, pertanyaan terakhir dari mereka; "Any Question?"

hmm... sepertinya aku masih membawa mentality takut bertanya, tapi tiba-tiba mengingat ini persoalan hidup dan mati aku beranikan bertanya. Aku menanyak sebuah selang lainya karena aku melihat ada dua selang dengan 2 tabung cair. Perawat itu menjawab kalau selang yang satu adalah infus dan yang satu nya adalah selang untuk memasukkan cairan yang bisa membuat aku merasakan mules-mules kontraksi atau istilah kedokterannya selang induksi.

Proses induksi ini aku butuhkan karena sampai sekarang aku masih belum merasakan kontraksi sedangkan aku sudah mengalami pendarahan.

Setiap menit mereka men-cek aku, dan selalu bertanya, apa yang aku rasakan, apakah mulai terasa sakit. Dalam pikiranku selalu terbayang kalau semua akan baik-baik saja dan tidak akan mengalami proses sakit yang luar biasa.

Ternyata bayanganku tidak semuanya benar. Empat jam pertama masih aman-aman saja, Benar semua baik-baik saja, tapi empat jam kemudian, induksi ini membuat aku merasakan sakit yang amat luar biasa. Aku pikir ini masih normal..seorang dokterpun bertanya dan memastikan kalau aku akan memasang epidural. Aku dengan percaya dirinya mengatakan kalau aku tidak akan memasang epidural. (Masih ingat olehku seorang customer di tempat kerjaanku mengatakan bahwa karena menggunakan epidural punggungnya menjadi sakit sampai sekarang). Itulah alasan kenapa aku tidak mau memasang epidural.

Kemudian setiap jamnya mereka menambahkan cairan induksi, tentu saja sakitnya terus bertambah dan bertambah. Sampai akhirnya jam 2 pagi aku sudah tidak kuat lagi, ucapan La Illaha Illallah selalu kuteriakkan untuk mengurangi rasa sakit... entahlah apa mereka memahami ucapanku, aku tidak peduli, yang aku rasakan hanya kemurahan Allah SWT untuk menolongku saat ini. Pada saat itu juga terbayang dosa-dosaku, terbayang ibuku yang 6 kali mengalami apa yang aku alami ini, dan terbayang kematian. Dalam setiap helaan nafas menahan sakit ini, aku hanya berdoa..ya Allah jika aku meninggal, meninggalkan aku dalam keadaan khusnul khatimah dan selamatkan lah anakku. Selain itu aku juga mengatakan pada Allah, kalau seandainya aku baik-baik saja setelahnya, aku ingin sekali menjadi manusia yang baik dan menghentikan dosa-dosa yang tidak Allah kehendaki... ooohh manusia, benar sekali yang dikatakan dalam Al-quran itu bahwasanya mereka akan mengingat Tuhannya jikalau menghadapi masalah.

Dokter bilang ini sudah pembukaan 7, itu sekitar jam 2:30 pagi. Namun masih belum bisa dipastikan sampai kapan bayi akan keluar. Didetik itulah akhirnya aku tidak kuat dan memutuskan untuk menggunakan epidural. Mendengar itu, si perawat memastikan lagi keinginanku itu dan kemudian dia menghubungi dokter Anestassia untuk melakukan proses epidural tersebut.

Aku disuruh duduk dipinggir tempat tidur, dengan kaki menjuntai. Badanku diluruskan dengan punggung tegak lurus. Perawat didepanku berusaha menahan tubuhku untuk mempertahankan posisi tegak. Aku mesti akui bahwa mereka sangat profesional dan sangat ramah sekali. Dokter tadi mulai memasukkan jarum ke punggungku dimana jarum ini nanti akan melobangi pungguku untuk kemudian dimasukkan selang kecil kedalamnya. Dokter ini sambil bekerja dia menjelaskan apa itu epidural, efeknya dan apa yang sedang dilakukannya padaku.

Karena aku masih dalam rasa sakit yang luar biasa, jadinya aku tidak begitu perhatian lagi dengan apa yang dijelaskan dokter. Dokterpun akhirnya membaringkan tubuhku. Sungguh aku tidak merasakan apapun, semuanya sudah selesai.

Sekarang dokter akan memasukkan cairan ke selang tersebut. Pada saat itu aku mulai merasakan cairan dingin menjalar di punggung ku, terus ke pinggul dan kaki.

Setiap saat dokter bertanya apa yang aku rasakan, dan apa masih merasakan sakit. Aku bilang ya, aku masih merasakan sakit, dan dokter terus menambahkan cairan itu. Kemudian aku mulai merasakan kedua kaki numb namun rasa sakit masih terasa, sampai akhirnya dokter bilang bahwasaanya dia sudah tidak bisa lagi menambahkan cairan karena ini sudah sampai batas yang boleh dia lakukan. Takutnya kalau dia menambahkan lagi bisa-bisa seluruh tubuhku akan menjadi kaku.

Aku memahami itu, dan dokter begitu terlihat serba salah karena aku masih merasa kesakitan. Sampai aku bilang, It's OK docter, I understand.

Sekitar jam 4 pagi aku mulai merasakan sakit yang berkurang...cuma sesekali tapi aku masih bisa bertahan..sepertinya cairan ini bekerja dengan baik. Dokterpun mulai lega dan mulai berani meninggalkanku. Sekarang tinggal aku dan perawat serta 2 orang dokter yang setiap saat bolak balik ke kamarku.

Lalu suamiku kemana? Semenjak aku pembukaan 7 itu, darah mulai banyak keluar..suami begitu kebingungan dan dengan wajah sedih dia ingin sekali menggantikan posisi sakit yang aku rasakan. Namun pada saat dia melihat darah yang banyak itu, suamiku langsung pusing, pucat dan mau pingsan. Ya, suamiku tidak tahan melihat darah dan jarum suntik. Perawat meminta suamiku untuk keluar dan menenangkan diri.

Dari jam 4 itulah perawat membimbingku untuk mulai mendorong bayi untuk keluar. Dengan sabar dia membimbingku. Cukup lama sampai akhirnya dokter utama datang sekitar jam 6 pagi dan dia bilang kalau sudah tidak ada waktu lagi, bayi harus segera dikeluarkan, kalau tidak, kasian bayinya juga yang telah keletihan dari tadi dengan proses induksi. Dokter ini begitu sigap dan cekatan. Dia meminta aku mengikuti instruksinya, namun bayiku belum mau juga keluar. Dokter minta ijinku untuk mem-vacuum sang bayi, dia memastikan kalau ini tidak akan merusak kepala bayi. Atas persetujuanku, benar, cuma sekali vacuum, sang bayi keluar. Alhamdulillah bayiku lahir kedunia tepat pukul 6:30 pagi.

Aku bahagia sekali. Aku liat seorang perawat bayi sudah dengan sigap membersihkan bayiku. diujung ruangan sana. Kulihat juga suamiku disamping sang perawat memperhatikan bayi kami. Setelah semuanya selesai, bayikupun sudah dibersihkan, suamiku membacakan Qamat ditelinganya.

Fabiaiyialairabikumatukaziban... then which of the blessings of your Lord will you both (jinns and men) deny...





Saturday, January 31, 2009

Obama oh Obama

Semua pada kasak kusuk, bisik-bisik di tengah menyelesaikan tugas pagi ini. Suara bisik-bisik ini akhirnya memecahkan konsentrasi dan memicu keingintahuanku. Akhirnya aku putuskan bertanya ada apa. Salah seorang temanku mengatakan kalau siang ini semua pelajar dikumpulkan di satu ruangan untuk menyaksikan inauguration nya Barak Obama. Siang nanti Obama dilantik menjadi president United State (US) yg ke 44.

Sebenarnya acara lantik melantik president adalah hal yg biasa, namun untuk president US kali ini menjadi luar biasa karena Barak Obama telah mengukir sejarah sebagai President pertama yang berasal dari kulit hitam. Bukan bermaksud racis disini, tapi kita semua mengetahui pengangkatan Obama penuh dengan kontroversi di kalangan warga Amerika Serikat sendiri mengenai hal ini dan dunia selain gejolak ingin perubahan di US karena factor economi juga nama tengah nya yang mengandung unsur nama Islam, Barack Hussein Obama, Jr. Emang aneh, sepertinya apapun yang mengandung unsur islam akan menjadi issue menarik (negative meaning) diperbincangkan di sana. Sikap alergi terlihat kental sekali!

Tepat pukul 10:30 a.m satu persatu kelas mulai dibubarkan dan beranjak menuju sebuah ruangan dimana telah ditempatkan sebuah televisi. Tampak teman-teman masih sibuk dengan celoteh mereka tidak ketinggalan para guru. Tiba-tiba salah seorang guru dengan suara yg cukup keras berkata; "Oooh.. I love Obama… I wish I married him." yg disambut grrrr oleh semua yg hadir. Semuanya begitu suka cita menyambut kelahiran president baru di US ini. Bagaimanapun juga Canada - sebagai Negara tetangga - sangat menginginkan perubahan di US sana terutama dalam masalah ekonomi sehingga dampak positif juga dapat dirasakan oleh Canada nantinya.

Memang begitu banyak harapan-harapan yang dititipkan di pundaknya Obama, semua orang jengah dengan perang hasil rekayasa Bush. Perang yang menelan banyak korban. Jadi wajar saja selama masa pemerintahan Bush banyak yang tidak menyukainya, dan itu terlihat di ujung pemerintahan Bush dengan tragedi pelemparan sepatu oleh seorang wartawan di Iraq.

Ketika acara pelantikan segera dimulai, satu persatu para undangan, orang-orang petinggi pemerintahan baik yang mantan atau yang akan dilantik berdatangan. Lagi-lagi ini tidak luput dari perhatian para komentator. Salah seorang komentator dengan celotehannya mengomentari George Bush Senior yang juga turut hadir saat itu; “Oh My Gosh, he even didn’t die!” sontak disambut geerrr… oleh teman-teman.

Acara megah dihadiri antara 1.5 - 2 juta rakyat Amerika Serikat menghabiskan dana $150 Juta Dollar ini sangat disayangkan tidak saja bagi rakyat yang tidak mem-vote Obama tapi juga oleh para komentator di ruangan ini karena dengan keadaan Negara yang lagi bermasalah dengan ekonominya, masih menghabiskan uang segitu banyak hanya demi sebuah pesta inauguration termahal yang pernah ada, Bush sendiri hanya menghabiskan dana 42.3 juta dollar. “They don’t have money but still spend money that much otherwise it would be better for them to recovery their crisis” kata komentator disebelah kananku.

Obama telah dilantik. Begitu banyak harapan digantungkan pada Obama. Namun Obama tetap manusia biasa, yang kinerjanya juga sangat dipengaruhi oleh tekanan politik di sekelilingnya - senat, congress, politik luar negri, opposite party dan democrat party sendiri. Begitu banyak kepentingan disini. Jadi kita juga mesti sadar kalau apapun langkah politik yang akan diambil Obama, yang pasti adalah untuk rakyat US sendiri dan orang-orang yang telah berhasil di lobby oleh team suksesnya, dengan kata lain tidak akan jauh beda dengan style pemerintahan America sebelum sebelumnya. Jadi jangan terlalu berharap.

Toronto, January 20, 2009

Saturday, November 29, 2008

Dream or Nightmare

Sudah hampir tiga minggu aku sangat malas melakukan apapun termasuk menulis. Sebenarnya ada beberapa topic menarik yang ingin kutulis tapi urung niat karena sifat yg bernama ‘malas’ ini. Sampai akhirnya siang itu waktu guruku membahas topic yang menarik pengenai second conditional dengan contoh kasus dari sebuah article yang berjudul Lottery!

Lottery? Yup, lottery atau togel di Indonesia atau Judi kata Bang roma Irama. Di North America ini Lottary adalah benda yg mempunyai kedudukan hukum yang kuat dalam undang-undang. Jadi orang yang menjual, membeli serta orang yang menang mempunyai kedudukan hukum yang jelas. Jadi ini bukan barang haram seperti di Tanah air. Sehingga kita bisa mendapatkannya dengan mudah di toko-toko seperti Mac’s, Convenience ataupun Pharma Plus. Harga per ticketnya cuma $2. Kemungkinan untuk menang tidak ada yang menjamin tapi setiap minggunya, tepatnya jumat malam di TV local selalu diumumkan nomer yang berhasil jadi pemenang, jika tidak ada yang menang maka hadiahnya akan dilipatgandakan pada penarikan minggu depannya, begitu seterusnya. Selain kita bisa melihat langsung siapa yang menang melalui televisi kita juga bisa mengetahuinya melalui internent dan media cetak, Beberapa peraturannya bagi pemenang adalah pemenang telah berusia 18 tahun, hadiah tidak bisa diambil sekaligus tapi akan dibagi beberapa tahap penarikan dan setiap pemenang wajib meng-expose nya di Televisi dan media komunikasi lainnya.

Bisa dibayangkan bagaimana jika seseorang memenangkan lottery. Begitu banyak mimpi-mimpi indah yang bisa diujudkan. Begitu banyak angan-angan yang bisa dicapai jika memenangkan lottery. Kesulitan hidup bisa berakhir dengan mudah dalam sekejab. Atas dasar itulah orang-orang tergiur untuk mencoba keberuntungan mereka dengan membeli lottery ini.

Lalu apa yang menarik dari cerita lottery ini selain uang yang cukup menggiurkan jika kita menang???

Yang paling menarik adalah dibalik kisah orang-orang yang memenangkan lottery. Hampir disetiap cerita keberuntungan seseorang selalu diikuti dengan kisah-kisah yang menyedihkan.

Baiklah kita ambil saja beberapa kisah nyata dari orang-orang yg telah memenangkan lottery ini.

Brett Peterson, 19 tahun yang bekerja sebagai busboy di sebuah restaurant memenangkan lottery $ 2 Million. Segera setelah memenangkan lottery, Brett berhenti bekerja. Brett meminjamkan uangnya pada teman-teman yang meminjam, tapi kebanyakan dari mereka tidak mau mengembalikannya. Brett menghabiskan uang tersebut dalam satu bulan. Diakhir bulan Brett mendapatkan tagihan kartu kredit yang membengkak dan tidak ada uang yang tersisa. Brett kembali mencari pekerjaan untuk membayar tagihan-tagihan tersebut, Brett berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai sales clerk.

Lynette Nichols, memenangkan lottery $17 Million. Sebagai bookeeper tentu uang sebesar itu sangat menguntungkan bagi Lynette dan suami. Namun semenjak memenangkan lottery rumah tangga mereka diwarnai dengan pertengkaran yang hebat. Lynette tidak menyangka suaminya menghabiskan uang untuk membeli segala permainan electronic dan suaminya tidak senang Lynette membeli mobil yang mahal untuk keluarganya. Akhir cerita mereka harus membayar ratusan ribu dollar untuk biaya persidangan perceraian mereka.

Beda lagi dengan keluarga John dan Sandy. Mereka memenangkan lottery $ 12 Million. Semenjak kemenangan mereka, begitu banyak telepon yang masuk menawarkan berbagai produk dan meminta sumbagan kemanusiaan. Mereka berencana memasukkan anak mereka ke universitas terbaik yg tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain itu mereka memulai kehidupan baru di lingkungan perumahan elit yang membuat mereka dan anak-anak kewalahan karena tidak terbiasa dengan kehidupan yang tiba-tiba glamor. Anak-anak kehilangan teman-teman bermain dan merasa asing di lingkungan baru. Yang menyedihkan John dan Sandy akhirnya kehilangan pekerjaan sebagai accountant.

Tracy Dalton adalah seorang pelayan di Mac’s restaurant. Selain sebagai waitress, Tracy yang masih 24 tahun juga seorang mahasiswa. Suatu hari ia mendapatkan tip dari langganannya, John Steel, sebuah ticket lottery $ 250.000 karena John tidak cukup uang pada saat itu. Singkat cerita lottery yg didapat Tracy sebagai tip ternyata menang!
Tracy membagi hadiah itu dengan John dan berhenti bekerja karena ingin focus dengan kuliahnya. Tidak beberapa lama setelah memenangkan lottery, Tracy dituntut oleh mantan rekan kerjanya di Mac’s restaurant. Peraturan di restaurant tempat Tracy pernah bekerja adalah mewajibkan untuk memasukkan setiap tip yang diperoleh ke dalam box dan membaginya kesemua rekan yang bekerja pada hari itu setelah restaurant tutup di sore harinya. Namun Tracy tidak melakukan itu dan menyimpan lottery tersebut. Bagi Tracy lottery bukanlah tip tapi hadiah. Namun bagaimanapun juga, Tracy telah diajukan ke pengadilan dan wajib menjalani proses hukum.

Masih banyak lagi kisah2 menarik dibalik memenangkan lottery ini yang hampir semuanya berakhir dengan unhappy ending story.
Sekiranya apa yang Allah firmankan dalam Surah Al Maidah (5): 90-91 bisa sebagai renungan kita dalam memaknai kisah-kisah tersebut diatas:

“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minum-minuman keras, berjudi, (berkurban) untu berhala dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan Setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbutan) itu agar kamu beruntung.”

“Dengan minuman keras dan judi itu, Setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan salat, maka tidakkah kamu mau berhenti?”

Semoga kita semua terhindar dari perbuatan tersebut dan bisa mengambil hikmahnya. Jadi apakah benar Lottery merupakan sebuah Dream atau malah Nightmare?




Friday, November 7, 2008

Belajar dari hal yang kecil




Sore ini aku ada janji dengan temanku di intersection Eglinton Ave dan Mt Pleasant Road. Tidak enak rasanya kalau telat karenanya dengan sedikit berlari, aku berharap bisa sampai in time disana.

Cuaca sangat indah sekali semenjak pagi sampai sekarang. Tidak ada hujan atau salju. Matahari bersinar terang dengan suhu yang tidak terlalu dingin, 8 C. Jalan yang kulalui ditutupi oleh daun-daun maple yg menguning dan coklat muda. Sepanjang jalan dihiasi dengan bunga-bunga yang berwarna warni, bunga-bunga yang tetap mekar disaat musim dingin seperti ini. Begitu indah, kontras sekali dengan jalan aspal yang berwarna hitam. Keindahan ini bertambah dengan teraturnya lalu lintas yang melaju dalam kecepatan maksimum 50 km/jam. Tidak ada yang berani melebihinya kalau tidak ingin membayar ‘ticket’ (sebutan untuk kena tilang) $120.
Pada setiap 2 blok ada lampu merah untuk pejalan kaki yang ingin menyeberang jalan. Cukup dengan menekan tombol, beberapa menit kemudian lampu merah akan menyala dan mobil2 akan berhenti. Begitu juga bus-bus yang dikelola dengan baik dan selalu berhenti pada setiap bus stop. Dan hati-hati untuk ‘jaywalk’ (menyeberang tidak pada tempatnya), karena jika polisi melihatnya, siap-siap untuk membayar ‘ticket’ $ 50

Ku kancingkan jaketku, udara sore mulai terasa lebih dingin. Sambil melanjutkan perjalananku, kulihat beberapa orang sibuk membersihkan pekarangan rumah atau gedung2 dari daun2 yang berguguran. Mereka menggunakan seragam, masker, sarung tangan dan perlengkapan lengkap lainnya. Aku jadi ingat semasa kecil, aku selalu mendapat tugas menyapu halaman, bedanya aku menggunakan ‘sapu lidi’ sedangkan mereka menggunakan mesin mirip sekali dengan mesin penyemprot nyamuk malaria. Mesin ini meraung-raung, menyapu daun-daun tersebut kesuatu tempat dan mengumpulkannya sebelum nantinya dimasukkan ke dalam tong-tong sampah. Mereka tidak saja membersihkan daun atau sampah tapi juga memotong rumput, pohon, menanam bunga, merawat dan men-design taman. Mereka adalah pekerja “landcare”, orang-orang yang bekerja professional merawat taman-taman rumah, gedung apartment dan perkantoran. Mereka bisa disewa perbulan seharga minimum $ 170, dengan 26 kali datang jika penggunaan jasa diatas 8 bulannya atau bisa juga disewa perjamnya dengan biaya $ 45 plus plus. Hmm…. bisnis yang cukup menjanjikan 

Kota ini memang bersih, tidak hanya karena pemerintah merawatnya tapi juga andil dari masyarakatnya sendiri. Pada setiap rumah dilengkapi dengan 2 tong sampah. Satu untuk sampah organic dan yang lainnya untuk sampah-sampah yang bisa didaur ulang. Sampah2 tersebut mesti dan harus diikat dan tidak boleh tanpa ikatan yang bisa membuat sampah itu berhamburan keluar. Jangan coba2 untuk tidak mematuhinya atau mencampur sampah-sampah tersebut karena petugas sampah akan memberikan surat teguran atau denda jika masih membandel.

Tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah ‘note’ yang ditempel di kaca sebuah mobil yang sedang parkir. Ah, pasti seseorang telah menyerempet mobil ini. Benar saja, di bagian belakang mobil ini sedikit rusak. Ada hal yang menarik, disini sangat umum kita temui “note” yang diselipkan di kaca mobil jika seseorang telah menabrak atau menyerempet mobil tersebut. Note itu biasanya berbunyi; “ saya telah menyerempet mobil anda, hubungi nomer ini….” Kalau ini tidak dilakukan pada saat kita menyerempet mobil seseorang dan kabur, kemudian ketahuan, kasus ini akan dibawa ke pengadilan dan akan mendapat 2 (dua) tuntutan; pertama, membayar kerusakan yang ditimbulkan dan kedua, membayar karena lari dari kejadian (“for not remaining on the scene”). Besarnya biaya tergantung putusan hakim. Kasus ini juga yang menimpa Britney Spears artis America dan dia harus membayar $ 1.000 karena telah menyerempat sebuah mobil dan kabur (hit and run).

Aku jadi ingat kejadian yang pernah terjadi disini beberapa waktu yang lalu. Kasus nya cukup unik. Saat itu ada seorang ibu yang berusia 50 tahunan, ibu ini memundurkan mobilnya untuk keluar dari parkiran. Sayang, dia tidak melihat kalau dibelakangnya ada mobil yang hendak memasuki lapangan parkir. Peraturan disini adalah, mobil yang mundur memiliki tanggung jawab yang lebih dari mobil yang ada dibelakangnya, jadi mesti ekstra hati2. Namun sayangnya dia tidak melihat mobil tersebut, alhasil mobilnya ‘mencium’ mobil yang ada dibelakangnya. Jelas Ibu ini salah. Demi melihat mobilnya yang penyok, si empunya mobil marah dan berteriak2. Si ibu begitu shock dan ketakutan. Ada yang melihat kejadian itu, dan menelepon polisi. Laporannya adalah; telah terjadi accident, seorang laki-laki yang mobilnya tertabrak telah berteriak-teriak pada seorang ibu yang membuat ibu ini ketakutan. Kejadian ini dibawa ke pengadilan, dan laki-laki yang berteriak itu wajib membayar $ 1.000 ke si ibu dengan tuduhan “assault” Alasannya adalah karena laki-laki tersebut telah merusak ‘human being’ seseorang. Memang terlihat ‘aneh’ bagi kita yang setiap hari mendengar orang lain atau kita sendiri marah sambil teriak-teriak satu sama lainnya dijalanan atau dimana saja. Tapi ternyata disini itu akan menjadi masalah. Negara ini sangat menjaga hak asasi manusia. Terutama wanita, anak-anak dan kaum homo seksual.

Kejadian yang cukup “unik” lainnya pernah terjadi di Montreal. Hal yang lumbrah jika politisi turun ke masyarakat seperti market, sekolah atau perkumpulan suatu masyarakat untuk berkampanye. Saat itu salah seorang anggota parlemen yg sedang berkampanye mencicipi masakan seorang wanita (immigrant dari negara lain) dalam suatu acara dan memujinya, Wanita ini begitu bahagia karena di negaranya tidak pernah ada politisi yang mendatangi masyarakat seperti itu dan saking bahagianya, dia memasak masakan yang sama dan pergi ke kantor anggota parlemen ini. Sesampai di kantor, dia menyampaikan pesan ke sekretaris agar masakan nya ini diberikan ke politisi tersebut dgn pesan; ‘Tolong berikan masakan ini pada Bos anda, pastikan kalau dia memakannya. Jika tidak saya akan membunuh anda” dengan bercanda.

Mendengar itu, sekretaris ini ketakutan dan menelpon polisi. Tidak berapa lama kemudian si Ibu didatangi polisi dan membawa kasus ini ke pengadilan karena telah mengancam dengan kata-kata ‘membunuh’. Berkali-kali wanita tersebut mengatakan baik di pengadilan, surat kabar atau berita2 lokal kalau dia sama sekali tidak bermaksud begitu karena di negara nya itu hanya merupakan ‘joke’ semata. Sayang, kasusnya terlanjur masuk ke pengadilan.

Begitu banyak peraturan di North America ini. Mulai dari hal-hal kecil (menurut kita) sampai hal-hal yang serius sifatnya. Tapi kalau dilihat lebih jauh peraturan-peraturan tersebut membuat kita untuk selalu aware, hati-hati dan disiplin

Dari kejauhan aku telah melihat temanku melambaikan tangannya. Ku lirik jam di cell phone, baru 4:45 sore, artinya aku tidak telat karena janjiannya tepat jam 5. Kuberikan senyumanan-ku terindah padanya untuk lebih menambah indahnya hari ini.



Toronto, 7 November 2008

Monday, November 3, 2008

Setiap orang adalah "duta"bagi diri, negara dan agamanya

Hari ini kelas penuh tidak seperti biasanya. Ya, sejak cuaca mulai berganti dingin, teman2 satu demi satu mulai berguguran. Ada yg kena flue, cold, anaknya yg sakit, suami yg sakit, atau urusan pribadi lainnya. Untuk-ku pribadi alasan utama adalah malas keluar rumah karena cuaca dingin berkisar -4 s/d 7 Celcius. Ingin rasanya untuk tetap dirumah ditemani secangkir teh panas hmmm…Tapi untuk tidak menghadiri kelas hari ini rasanya rugi juga, karena pembahasannya sangat menarik, mengenai pemakaian "Modal" untuk Obligation khususnya dalam Rules (peraturan-peraturan).


Akhirnya kulangkahkan juga kaki menuju sekolah yg tidak begitu jauh dari rumah, kira-kira 25 minutes dengan berjalan kaki atau 5 minutes dengan kendaraan.


Pelajaran sudah dimulai dari lima minutes yg lalu. Aku telat sampai di kelas. Ku ketuk pintu kelas pelan dan membukanya. Dengan anggukan kecil dan ucapan permisi, aku menuju bangku-ku dan beberapa detik kemudian aku tenggelam dengan materi yg diberikan oleh guruku. Kelas terus berjalan hingga waktu istirahat siang. Seperti biasanya, pada waktu 'lunch' ada yg menyantap bekal yg dibawa masing-masing di dalam kelas dan ada jg yg menuju 'lunch room'. Tidak sedikit jg siswa yg menghabiskan waktu istirahat siangnya di ruangan komputer. Aku memilih di dalam kelas dengan 2 orang teman dari China.


Tiba-tiba salah seorang teman dari China ini bertanya padaku, dengan muka yg tegang dan suara yg bergetar. "Why do the people in your country hate Chinese ?" Pertanyaannya terus terang mengejutkan-ku dan menghentikan makan siangku. Dengan menarik nafas dalam, ku geser duduk-ku dan ku ajukan pertanyaan balik " Sorry, why did you ask me that Question?" teman-ku ini langsung menjawab..." I read on Internet, in 1998, there were alot of Chinese killed, why did your people do that?"


Oh, kenapa dia menanyakan masalah ini? Terus terang aku sempat blank sesaat, bukan hanya bingung bagaimana menjawabnya tapi juga karena aku kaget dgn pertanyaan yg begitu tiba2 dan bersifat "menyerang". Sebenarnya aku bisa saja mengajukan masalah ini ke sekolah dengan tuntutan “Races” dan teman-ku ini bisa dikeluarkan dari sekolah tapi ada tuntutan didalam hati untuk 'membela' negara sendiri. Dengan tenang aku jelaskan keadaan indonesia saat itu dan bagaimana suasana politik yg "panas” dikarena rezim kekuasaan dan ekonomi yg buruk. Terus terang aku bukan pakar dlm bidang politik karenanya aku pilih bahasa yg sederhana. Aku jelaskan bahwa itu tidak benar. banyak berita-berita yang dibuat untuk memperkeruh keadaan sehingga tercipta citra kurang baik tentang Indonesia yg tentu saja amat sangat berpengaruh pada politik, ekonomi dan juga keamanaan Indonesia saat itu.


Aku lihat wajah teman dari China ini ketegangannya mulai berkurang, sepertinya dia mulai memahami. Lalu ku ajukan pertanyaan " Did you ever come to Indonesia before?" dia menjawab belum pernah sama sekali. Terus aku ajukan lagi sebuah pertanyaan, "Do you have any relative or friend who live in Indonesia? lagi2 dijawab tidak. Lalu temanku ini menambahkan bahwa dia begitu takut membaca berita tentang pembunuhan besar2an di Indonesia terhadap warga keturunan china di Indonesia tahun 1998.



Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering muncul dari teman-teman-ku disini yang mereka hanya baca dari internet atau liat di CNN atau televisi lokal. Kadang berita tersebut berkesan propaganda. Terlebih lagi kalau mereka sudah mengait-kaitkan dengan muslim dan teroris.


Cukup sulit untuk jadi 'duta' bagi negara sendiri jika arus informasi negatif datang begitu besar. Disatu sisi tidak ingin citra negatif itu ada tapi disisi lain, citra itu terus tumbuh subur bagai pohon yang dipupuk dan dirawat dengan telaten.


Apakah mungkin kita salah menanam pohon ataukah salah memberi pupuk?


Dan sore ini sebelum pelajaran usai, salah seorang teman bertanya padaku, "Why did you wear scarf (hijab)?” “Did you family push you?” Aku bisa paham kenapa pertanyaan itu timbul, karena November 2007 disini seorang bapak (keturunan Pakistan) membunuh anak gadisnya yang berusia 16 tahun karena menolak untuk menggunakan hijab.


Berita ini jelas sangat menggegerkan dan itu membuat pandangan masyarakat barat terhadap islam buruk (baca bertambah buruk).


Aku coba untuk menjawab dengan menjelaskan kalau islam tidak ada paksaan dalam beragama, Setiap pemeluknya diberikan kebebasan untuk memilih. Dan memakai hijab adalah pilihan-ku. Mendengar alasan-ku itu, seorang teman menimpali, “Yeah, that’s good when the woman has a choice but it’s completely different in Iran. They push women to do something that women don’t want to do it.” Teman dari Iran membenarkan. Mereka mengatakan Hijab merupakan Official Dress di Iran. Setiap wanita wajib memakainya. Mereka harus mendapatkan ijin tertulis dari orang tua atau suami jika berpergian keluar rumah khususnya ke luar negri jika berlibur. Dan begitu banyak lagi peraturan-peraturan yang membuat mereka akhirnya memilih ‘hengkang’ dari negara mereka sendiri dan memilih untuk hidup diluar negri.

Baru-baru ini Sheikh Muhammad al-Habadan, Imam Saudi Arabia dalam pidato Live nya di satellite channel al-Majd yg di siarkan lagi oleh berbagai saluran televisi seperti BBC news. BBC news memuat berita itu dengan statement; A Muslim cleric in Saudi Arabia has called on women to wear a full veil, or niqab, that reveals only one eye. Sheikh Muhammad al-Habadan said showing both eyes encouraged women to use eye make-up to look seductive.

Jelas berita-berita ini menjadi bahan olok-olokan untuk menyerang islam. Yang pengaruhnya tidak hanya dirasakan bagi warga muslim yang ada di negara non muslim tapi juga muslim secara keseluruhan.

Sore ini begitu melelahkan tapi satu pelajaran yang aku dapat adalah setiap orang adalah “duta”. Apapun yang dilakukan atau dikatakan akan berdampak besar tidak hanya bagi dirinya sendiri tapi juga bagi, negara dan agamanya. Sayangnya kita sering lupa akan hal itu.











Friday, August 8, 2008

Menyadari sebuah Pilihan....

Banyak yang bilang, hidup di luar negeri pastilah sangat menyenangkan. Semua terlihat "lebih" dibandingkan negeri sendiri. Mulai dari iklim yang berbeda, pergaulan yang berbeda, budaya yang berbeda, lingkungan yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, cara berfikir yang berbeda, makanan yang berbeda dan masih banyak lagi perbedaan-perbedaan lainnya.

Apakah itu positif atau negatif?

Hmmm... tergantung..tergantung bagaimana perbedaan itu, standar penilaian dan bagaimana melihat perbedaan itu.

Namun dari pengalaman, perbedaan itu bisa memberikan imbas positif dan negatif bagi si perilaku yang bersangkutan. Dan semua itu juga tidak terlepas dari faktor kedewasaan dalam menyingkapinya.

Ada orang yang setelah tinggal diluar negeri atau hanya sekedar berlibur atau memang western oriented, tiba-tiba cara bicaranya jadi berubah, senang sekali menggunakan umpatan2 ala barat padahal umpatan-umpatan itu yang sering digunakan oleh orang-orang jalanan yang tidak berpendidikan disini, rambutnya jadi berubah warna, busananya juga ikut-ikutan jadi minimalis, pergaulan yang "modern" dan lain sebagainya. Pertanyaannya, apakah dengan sering menggunakan umpatan-umpatan ala "barat", bergaya kehidupan ala barat, pakaian ala barat, pergaulan dan kehidupan ala barat itu benar-benar bisa dikatakan "modern" dan "wow"?

Tapi ada juga yang masih mempertahankan apa yang telah diterimanya di negeri asalnya. Baik itu budaya, moral, tata krama...walaupun orang lain akan melihat dia "kuno". Pertanyaan selanjutnya, apakah dengan tetap mempertahankan budaya, moral dan tata krama yang sesuai ajaran-ajaran agama bisa dikatakan "kuno"? Bukankah katanya bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki budaya sendiri, bukan bangsa (masyarakatnya) yang ikut-ikutan budaya bangsa (masyarakatnya) lain?

Memang tidak ada salahnya untuk berubah karena mengikuti budaya yang baik tentunya, berubah untuk suatu kebaikan, seperti hal-hal positif berikut yang bisa kita rasakan hidup diluar negeri; lebih disiplin, lebih mandiri, lebih percaya diri, lebih profesional dan lebih kreatif. Mungkin hal-hal tersebut bisa dikatakan perubahan yang "modern" tersebut.

Benarlah kalau dilihat manusia dipengaruhi oleh 70% lingkungannya. Lingkungan ini yang nantinya bisa membawannya menjadi manusia-manusia yang kita temui sekarang ini. Manusia-manusia yang bisa memberikan manfaat bagi kehidupan orang banyak atau manusia-manusia yang hanya sibuk dengan kehidupannya sendiri atau malah manusia yang menghancurkan dirinya sendiri dan sampah bagi masyarakat disekitarnya...semua adalah pilihan..setiap pilihan akan bermuara pada tanggungjawab individu yang akan berdampak pada kehidupan yang nyata sesudahnya... karena modern atau tidak dan hidup diluar negeri atau tidak bukan ukuran untuk dibawa mati *itupun kalau masih meyakini ada kehidupan setelah kematian :-)